-->

Pelajaran berharga dari film Wonder

When given the choice between being right or being kind

choose kind.



Akhirnya aku nonton film Wonder, agak telat sih karena film ini rilis tahun 2017 lalu. Menurutku film ini memberikan impact yang sangat bagus untuk semua umur. Tentu saja ini menjadi film favorite ku karna aku pribadi memiliki antusiasme besar terhadap anak-anak seperti August Pullman.

August Pullman/auggie, seorang anak kecil yang memiliki kelainan genetik sejak lahir sehingga membuat dia terlihat "spesial" di antara anak-anak seumurannya. August yang sebelumnya mendapatkan pendidikan homeschooling , mulai masuk ke sekolah regular. Seperti yang kita tahu, dunia sekolah nggak jauh dari perilaku bullying. August tentunya mendapatkan perlakuan tersebut karna perbedaan yang dia miliki.

Part terbaik dalam film ini menurutku adalah SUPPORT SYSTEM. Dimana peran orang tua dan saudara Auggie yang membantu nya untuk menjadi  pribadi yang kuat. Aku selalu kagum dengan film-film luar yang ber tema-kan family. Aku suka memperhatikan cara orang tua berkomunikasi dengan anaknya, cara mereka bertukar pendapat, dan mereka selalu menanyakan perasaan anaknya atau pendapat anaknya bahkan diusia mereka masih kecil. Ini juga yang terjadi di film Wonder. Bagaimana orang tua Auggie menjadi support system bagi anaknya dan bisa mempersiapkan mental si anak untuk menghadapi kehidupan. Pekerjaan orang tua itu berat ya, apalagi yang memiliki anak-anak “spesial” seperti Auggie. Menurutku mereka orang tua yang hebat, effort mereka dua kali lebih banyak dari orang tua lainnya. Mempersiapkan Masa depan serta mengolah mental si anak.

Film ini juga memberikan pesan perlunya kita mengajarkan anak,adik dan saudara kita untuk berempati terhadap orang lain. Peduli dan memahami perasaan orang lain, karena sejatinya kita nggak pernah tau seberapa besar kesulitan yang orang lain hadapi dengan kondisinya. Serta memberi tahu kita apa yang sebenarnya dirasakan anak-anak seperti Auggie di dunia nyata dan berharap penonton mengubah cara pandangnya terhadap anak-anak yang terlahir “SPESIAL” seperti Auggie.

Setahun yang lalu aku berada di satu acara dan bertemu dengan sekumpulan anak-anak berusia sekitar 9 tahun yang mencela/mengatai orang yang usianya lebih tua dari mereka. Sayangnya hal ini di anggap wajar dan dianggap  sebagai lelucon oleh orang-orang dewasa disekitarnya, sementara aku merasa ini bukan hal yang wajar dan harus diperbaiki. Selang beberapa lama aku mendapatkan celah untuk bermain dengan mereka. Kemudian aku menunjukkan satu akun instagram favoriteku "special books for special children". Akun ini merupakan akun yang menampilkan anak-anak/ orang-orang yang kondisi nya berbeda dari orang kebanyakan, sebenarnya aku lebih suka menyebut mereka "spesial".

Tentunya melihat kondisi anak-anak yang berbeda dengan mereka, mereka kemudian banyak bertanya dan heran, kenapa wajah anak ini begini, kenapa mata anak itu begitu dan lain sebagainya. Kemudian aku mencoba menjelaskan kepada mereka, bahwa di dunia ini ada orang-orang yang tidak seberuntung mereka. Ada anak-anak yang terlahir dengan kondisi "spesial" , namun mereka juga manusia yang ingin bermain selayaknya anak-anak diusia mereka. Dan tugas mereka adalah menjadi teman yang baik dan berprilaku baik. Semua orang terlahir cantik dan tampan, tuhan menciptakan kita dengan sempurna, apapun keadaannya. Sehingga nggak adil kalau kita memberikan statement dia jelek, dia hitam dan lain sebagainya.

Cukup mengagetkan, respon mereka positif, mereka bahkan menceritakan tentang teman-teman disekolahnya yang mendapatkan perlakuan kurang mengenakkan di sekolah. Mereka juga bercerita bahwa mereka bagian dari pembully. Serta mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepadaku.

Sudah kewajiban kita untuk menanamkan sifat peduli dan empati terhadap orang lain, tidak mengajarkan anak/saudara kita untuk rasis, memuja diri sendiri dan kemudian mudah menghina orang lain. Karena sejatinya lidah lebih tajam dari pisau. Ketika kita sendiri bisa menghargai orang lain, berempati dan kemudian hal itu akan menjadi contoh bagi anak-anak kecil disekitar kita. Bisa kita bayangkan nggak gimana dampaknya ?
ketika kita sendiri tidak terbiasa untuk mengatai orang lain, menghakimi fisik orang lain, kemudian akan menjadi contoh bagi anak-anak disekitar kita. Bisa kita bayangkan nggak gimana damai nya ?

Pernah nggak sih kalian dengar orang dewasa yang dengan mudah nya bilang "temenmu jelek banget - kalau udah jelek ya udah nggak bagus mau diapain pun - gendut sih makanya gak cocok pakai baju apapun"
kemudian kalimat itu menjadi budaya di keluarga hingga terbiasa untuk berkata seperti itu. Menyedihkan bukan ?

Aku selalu berjanji pada diriku sendiri, ketika aku menjadi seorang ibu nanti aku akan mengajarkan anak-anakku untuk bisa menerima kekurangan dan berempati dengan orang lain.  Aku tidak ingin anak-anakku tumbuh menjadi pribadi yang apatis dan kemudian mudah menyakiti orang lain.

Be kind for everyone is fighting a hard battle
and if you really wanna see what people are
all you have to do..

is look
- Wonder-




LihatTutupKomentar