-->

Review Kamera Mirrorless Sony A6000

NABUNG !
itu yang ada difikiran aku saat menyadari kalau aku punya sedikit passion di dunia fotografi.
 aku bener2 punya camdig buat foto itu jaman kuliah. Uang hasil beasiswa aku pakai untuk beli camdig Nikon. Pada saat itu sangat lumayan buat aku jalan-jalan atau sekedar fotoin baju-baju kebaya yang aku bikin.

Semenjak kerja di Jenahara as a PR & Marcomm, aku handle socmed Jenahara_update, mengharuskan aku lebih mendalami dunia fotografi. Why? karena Jenahara is a brand. dia menginginkan  media sosial yang lebih terorganisir dan ber konsep bukan sekedar post foto. Semenjak dari situ aku belajar banyak, mulai dari foto, copy writting dan belajar dari akun-akun instagram yang kualitas fotonya 'gigit' banget. Berbekal kamera Canon 550D kantor, aku mulai belajar sedikit demi sedikit sampai pada akhirnya aku punya tekad HARUS PUNYA KAMERA BUAT DIRI SENDIRI.

As usually, kalo beli barang aku bakal baca dulu review nya via google. ketemulah dengan blog fotografer www.infofotografi.com, ngasih banyak ilmu yang bikin aku makin penasaran. Aku mnjatuhkan pilihan pada merk Fujifilm dan Sony. Aku jatuh hati pada kamera Mirrorless, memiliki kualitas hampir sama dengan DSLR namun dengan bentuk lebih kecil dan ringan.

Berdasarkan review yang aku baca aku akhirnya memilih Sony A6000 yang ditaksir dengan harga nyaris 10 juta. Aku nggak mungkin punya uang segitu banyak, nggak mungkin minta sama ayah, nggak mungkin kredit. Akhirnya jalan satu-satunya Nabung. sekitar 8 bulan nabung akhirnya aku bisa beli si kamera ini.


Secara fisik, kamera ini desainnya cukup simple dan good looking, ringan dan ukurannya tidak besar. aku pilih warna hitam karena menurut aku ini lebih keren dari silver HAHAHA nggak penting.
nah, layar A6000 ini nggak bisa diputar buat selfie, tapi bisa di angkat 90 derajat. sebenernya ini memudahkan juga buat selfie, jadi orang di depan kita gatau bentuk muka kita dilayar gimana hahaha.
kamera ini punya flash bawaan, sangat membantu untuk foto di kondisi gelap. selain itu juga punya jendela bidik, cuma aku jarang pakai. lebih nyaman ngeliat dari layarnya.

Bener banget kalo ini kamera banyak tombol dan pengaturan.
Butuh waktu untuk mempelajari gimana ngerubah iso dan shutter speednya secara manual saat lagi foto buru buru. Aku trmasuk orang yang jarang pakai settingan auto, kadang nggak sesuai keinginan menurut aku. jadi aku pilih settingan manual, namun harus garcep saat lagi foto buru-buru. pakai feeling dan perasaan gitu.hehe

kamera ini disebut2 auto fokusnya disandingkan dengan DSLR menengah keatas. SETUJU. auto fokusnya benar-benar cepat terutama dikondisi terang. aku sudah pernah membandingkan dengan kamera merk lain. Terutama untuk VIDEO. Aku kasih angka 100 ! sangat oke dan perubahan fokusnya cepet banget jadi hasil video kalo aku ambil untuk detail produk hasilnya sangat memuaskan.

kalau soal warna foto, hasilnya lebih natural mengarah ke arah biru, nggak terang berlebihan. Biasanya kalau kurang terang aku pindahin ke LR untuk di terangin, hasilnya udah langsungoke. Di kondisi cahaya remang atau rada gelap aku biasanya ubah settingan ke auto, hasil foto biasanya jadi kuning tapi bebas noise. kalau aku paksain dengan manual biasanya bidikannya jadi agak lama dan ada noise atau blur. Saat di post biasanya aku ubah dulu warna kuningnya menjadi agak kebiruan, exposurenya di naikin jadi hasilnya nggak akan kuning lagi.
untuk auto fokusnya masih oke di kondisi gelap, agak melambat tapi kalau udah tau selanya hasilnya nggak akan mengecewakan.

 sayangnya, menurut aku lensa bawaannya masih standar, hasilnya jadi biasa. Aku berniat upgrad lensa tapi butuh nabung lagi kayaknya haha. Dan batereinya cepat habis. huhuhu. jadi mesti pinter atur waktu buat foto. Yang masih jadi pertanyaan aku saat ini kenapa foto aku akhir2 ini ukurannya cuma 500an KB ? gatau settingnya dimana..hmm







diatas adalah beberapa hasil foto yang aku ambil. Foto lainnya bisa kalian check di instagram aku @indahmswinata dan @shehasdiary yaaa

salam,
indahmswinata
LihatTutupKomentar