-->

MELBOURNE PART 1 : Informasi dan Biaya


Kata orang, ucapan itu adalah doa. Beberapa bulan lalu aku sempat bergumam semoga suatu saat bisa ke Melbourne karena penasaran kenapa Melbourne begitu di cintai banyak orang. Tapi rupanya gumaman ku di jabah sama Allah, hehe..




November lalu aku mengunjungi Australia, tepatnya ke Melbourne. Agendaku ke Australia adalah untuk urusan kerjaan selama 1 minggU.
Seperti biasa, setiap trip keluar kota atau keluar negeri yang berhubungan dengan kerjaan, pasti ada kesempatan-kesempatan kecil untuk jalan-jalan. Apalagi ini kali pertama aku ke Melbourne. Yang aku tau, Melbourne menyabet The Most Liveable City in the world selama 8 tahun berturut-turut.


1. PERSIAPAN

Aku bawa 1 koper cabin size dan tas kecil serta tas ransel. Aku nggak bawa banyak baju, hanya beberapa jaket tebal dan midi dress yang gampang di mix and match.
Aku biasanya akan mix and match duluan baju yang mau aku pakai, dihitung perhari dan dipilih mana yang kira-kira bisa di pakai beberapa kali. Sehingga meminimalisir isi koper, selain itu untuk hijab pun aku cuma bawa beberapa warna basic aja. Serta nggak lupa bawa 1 kaos kaki tebal.

Aku juga menyiapkan satu pouch isi obat-obatan dan vitamin. Pouch khusus makeup dan skin care yang sudah ditempatkan ke tube-tube kecil agar lebih praktis. Aku juga beli beberapa snack kecil seperti biskuit dan roti kecil yang ringkas jaga-jaga kalau mendadak kelaparan atau kalau ada sesuatu yang terjadi di Melbourne yang membuat nggak sempat sarapan. Soalnya aku anaknya gampang laper.

2. TIKET DAN AKOMODASI

Aku memesan tiket Garuda Indonesia untuk ke Australia, perginya harus transit dulu di Bali dan pulangnya dapat tiket direct  Melbourne - Jakarta. Perjalanan Jakarta - Melbourne sendiri memakan waktu hingga sekitar  6 - 7 jam.  Beruntung banget dapat tiket dengan harga sekitar 7 - 8 juta PP per orang. Katanya itu termasuk murah.

Sebelum berangkat, sudah pasti harus mengurus visa terlebih dahulu, untungnya aku mendapatkan surat sponsor langsung dari lembaga di Australia. Untuk mengurus visa turis, biaya yang dikenakan sekitar 1,7 juta, namun karena aku diminta kedutaan untuk mengganti visa turis menjadi temporary work sehingga untuk visa tersebut dikenakan biaya sekitar 3 jutaan. Mengurus visa harus jauh-jauh hari dari tanggal keberangkatan ya..karena prosesnya memakan waktu dan jaga-jaga jika visa ditolak bisa refund tiket pesawat dan hotel.

Untuk tempat tinggal, kami tinggal di Apartment di area lt Collins street. Nggak jauh dari pemberhentian tram. Untuk harga aku nggak bisa share karena dipesenin. Apartmentnya 1 kamar 2 tempat tidur, 1 ruang keluarga besar, 1 kamar mandi, 1 dapur dan ruang cuci serta setrika.






3. INFORMASI CUACA

Jauh sebelum berangkat aku check accuweather terlebih dahulu untuk mengetahui suhu disana. Katanya sedang peralihan ke summer, tapi kok ya suhunya beberapa kali di bawah 23 derajat.
Beberapa minggu menjelang kesana aku rajin check location Melbourne di instagram untuk lihat story orang-orang yang kesana. Ini bisa jadi tips sih selain check accuweather kita juga bisa check location di Instagram dan liat real update story-story orang yang disana.

Hal ini aku lakukan untuk memastikan baju-baju yang akan aku bawa. Akhirnya aku mantap bawa beberapa jaket dan baju-baju yang bahannya cukup tebal.
Melbourne itu dikenal dengan 1 hari bisa ada banyak cuaca, jadi misalnya siang panas bisa aja sore tiba-tiba dingin banget. Suhu nya pun bisa berubah banget. Aku nggak mau ambil resiko.

Aku sampai di Melbourne sekitar pukul 7.30 pagi waktu sana, lebih cepat 4 jam dari waktu Jakarta. Suhu hari itu 28 - 30 derajat namun anginnya masih terasa sejuk. Karna belum bisa masuk apartment akhirnya keliling kota sebentar untuk sarapan, belanja bahan masakan di supermarket dan keliling fitzroy garden.

Selama di Melbourne aku selalu check accuweather untuk tau besok suhunya berapa, Rata-rata selama aku disana, Suhunya cuma 1x di 30 derajat sisanya 12 derajat - 17 derajat.









4. MAKAN 

Nah, karena aku stay di apartment, ada fasilitas dapur dan aku bisa masak. Biaya hidup di Australia dikenal tergolong cukup mahal, sekali makan menghabiskan lebih dari 10 dollar atau lebih dari 100.000, belum minum dan lain-lain.  Aku lebih tenang kalau aku ada persediaan makanan sendiri. Aku selalu jaga-jaga supaya nggak repot, apalagi disana tujuannya untuk kerja jadi stamina harus dijaga dan prepare ini itu biar nggak kesusahan.

Selama di Melbourne, aku belanja kebutuhan makanan di Coles, salah satu supermarket di sana. Aku beli  beras, ayam, ubi dll. Harga beras 1 liter disana sekitar 2 dollar, ayam paha dan dada yang sudah di panggang 5 dollar, telur aku lupa isi berapa berkisar 3 – 5 dollar. Aku juga beli sweet potato untuk sarapan, harganya 1 kemasan isi 3 pcs sekitar 2 – 3 dollar.

Aku menghabiskan 8 dollar untuk beli kebutuhan masak untuk makan 2-3 hari. Belanja di Coles ini kasirnya kasir mandiri jadi kita akan antri untuk ke kasir umum, check barang belanjaan kita dan melakukan pembayaran secara mandiri. Ada beberapa petugas yang ready disana, jadi kalau kurang ngerti kita bisa minta tolong.



Selama jalan-jalan di Melbourne, aku  bawa kotak bekal sendiri, karena nggak tau situasi dan kondisi disana jadi kalau jalan-jalan amannya bawa camilan atau makanan di tas. Selain itu aku juga bawa botol minum sendiri. Disana harga 1 botol air mineral bisa 3,5 - 5 dollar atau sekitar 36ribuan - 50ribuan. Jadi lebih baik punya botol minum sendiri, karena di Melbourne air keran nya bisa di minum (tap water) jadi kita bisa isi ulang.

5. TRANSPORTASI 

Untuk transportasi di Melbourne, aku menggunakan city tram. Ini transportasi umum seperti gabungan kereta dan busway di Jakarta. Beruntungnya, di city kalau kemana-mana menggunakan tram nggak perlu bayar alias gratis. Tapi kalau sudah keluar rute city, per hari kita harus bayar kartu sekitar 10 dollar untuk seharian. Kalau kita ketauan nggak pake kartu myki saat naik tram diluar area city, kita bisa kena denda sampe ratusan dollar kalau nggak salah. Kartu ini harus kita tap setiap turun tram.

Pengendara mobil di Melbourne wajib memakai sabuk pengaman dan tidak boleh memainkan handphone selama nyetir, melanggar peraturan ini bisa kena denda dengan nominal gede. Selain itu di Melbourne cari parkiran mobil itu lumayan sulit, banyak yang berbayar dan kalau di rupiahkan cukup mahal. Pengendara sepeda pun wajib menggunakan atribut lengkap, selama aku disana nggak ada pengendara sepeda yang tidak menggunakan pengaman. 

 

6. PULSA INTERNET

Karena aku pengguna kartu XL, di kartu XL itu ada layanan untuk keluar negeri, tetap menggunakan paket yang kita pakai di Indonesia. Kita hanya perlu membeli roamingnya aja senilai 200.000 untuk seminggu. Jauh lebih murah dibandingkan beli kartu baru di Melbournenya yang mahal tapi cuma dapet beberapa GB. Kalau di Indonesia kamu biasa pakai paket yang 10 GB, bisa tetap digunakan di Melbourne asalkan sudah beli roaming 200.000 tadi. Pulang ke Indonesia, roamingnya tinggal di nonaktifkan dan paketnya bisa tetap dipakai lagi.
Bisa check info lengkapnya di website xl yaa..Aku pun dapat info ini dari jane, thankyouu jenih.







7. INFORMASI TAMBAHAN 

Karena bisa jalan-jalan setelah kerja, aku sudah menandakan lokasi-lokasi yang mau aku kunjungi di Melbourne, tapi ternyata di Melbourne itu kemana-mana deket. Dari tempat aku stay ke tempat kerja aja aku melewati beberapa tempat yang memang mau aku kunjungi.

Selain itu, mereka mulai berhenti beraktifitas di jam 5 sore, jadi sebagian besar store/mall pasti sudah tutup. Akhirnya aku keliling city untuk lihat arsitektur-arsitektur disana atau di ajak atasanku ke beberapa taman terkenal di Melbourne.
Serunya, jam 8 malam disana masih kayak jam 4 sore di Indonesia, jadi urusan kerjaanku selesai jam 5 sore aku masih punya kesempatan keliling kota sampai jam 9 malam tanpa takut udah kemaleman.

Beberapa kali aku juga mulai jalan-jalan sendiri bermodalkan maps dan tanya sama orang-orang sekitar, karena jalan-jalan sendiri juga aku dapat teman baru dari Korea. Dia memutuskan ke Melbourne untuk bekerja.





Salah satu yang aku nikmati di Melbourne adalah pemusik jalanannya yang berkualitas, ternyata mereka harus audisi dulu sebelum bisa tampil di pinggir jalan. Selain itu penampilan mereka terkesan niat banget, bawa alat musik beserta sound system. Menyanyikan beberapa lagu dan suara mereka bagus-bagus. Aku pernah satu hari memutuskan untuk duduk di pinggiran toko bersama orang-orang asing lainnya hanya untuk menonton penampilan si penyanyi.

Nggak heran kalau Melbourne menyabet The most liveable city in the world bertahun-tahun. Kota ini damai , nyaman, enak dan aturannya jelas, selama disana juga cuaca sore nya enak banget. Mereka punya banyak taman, dimana orang-orang akan piknik atau sekedar tidur-tiduran di rumput. Aku pun sampai berani jalan kaki sendiri keliling kota Melbourne tanpa ada rasa takut atau cemas. Aku yang notabene suka melarikan diri ke taman-taman atau hutan kecil rasanya mau kembali lagi kesana.

Untuk lokasi-lokasi yang aku kunjungi selama di Melbourne akan aku share di part 2 ya !






-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

BUDGETING :

- Tiket pesawat PP : Approx 8.000.000 - 12.000.000 
- Visa : Approx 1.700.000 - 3.500.000 (tergantung jenis visa)
- Akomodasi : no info (bisa check air bnb yaa)
- Transportasi Melbourne (Free) jika mau ke area luar city 10 dollar/hari
- Makan : Kalau masak mungkin bisa sekitar 50- 80 dollar untuk seminggu ( 500-800 ribuan), kalau beli makan di luar 30 - 50 dollar / hari
- Paket Internet : XL : 200.000/seminggu. 




























LihatTutupKomentar