-->

Letters for mom

I remember tears streaming down your face
When I said, I'll never let you go
When all those shadows almost killed your light.....




Hari itu..tepatnya 3 tahun lalu..
aku masih ingat,
saat ibu melambaikan tangan ketika aku keluar sebentar dari kamar tempat dia di rawat.
Dan aku masih ingat teriakan itu saat ibu memanggil nama ayah tak lama ketika aku kembali kekamar.
aku tak berhenti menangis sambil mengucapkan 2 kalimat syahadat ditelinganya.
hingga akhirnya adzan magrib berakhir..
dokter masuk kedalam ruangan bersama ayah, menutup tirai jendela. 
Aku duduk menunggu dan bisa melihat dari sela-sela tirai, hanya bisa menangis sambil berdoa semua akan baik-baik saja.
aku bisa melihat dengan jelas dokter menggelengkan kepala.
seketika aku terduduk di lantai.
Sulit menerima,karena ibu masih tertawa dan makan makanan kesukaannya tadi siang, ibu masih bisa bercanda seperti biasanya tadi siang.

Aku berfikir ini hanya akan berjalan sementara
Ada perasaan yang sangat menyakitkan saat bangun tidur.
seolah-olah itu hari terburuk dan akan terus terjadi kedepannya.
ada perasaan yang sulit diungkapkan saat kita kehilangan.
Seperti kehilangan pelindung dan tempat berlindung.
tanpa ada telfon hampir 1 jam lamanya sebelum jam 5 sore
hampir setiap hari.
ya,
hampir tiap hari aku akan menceritakan segala hal. aku bahkan bisa menceritakan apapun pada ibu 
bahkan aku dan ibu tidak pernah kehabisan bahan obrolan.
dan selama 3 tahun ini aku harus terbiasa dengan hilangnya kebiasaan itu.

Aku tidak pernah bisa kuat saat membayangkan hari dimana ibu akan menjalani kemoterapi pertamanya.
beliau menanyakan bagaimana jika rambutnya sudah tidak ada nanti.
aku menahan tangis dan berkata bahwa dia akan tetap cantik.
atau saat kepulanganku untuk cuti kuliah agar bisa menemaninya.
dia berpesan untuk membawakan beberapa topi rajut.
aku bertanya apa yang terjadi
dan beliau tidak menjelaskan apapun.
ketika aku sampai, 
beliau berjalan pelan berpegangan pada sisi sisi dinding. menyambutku dengan rambutnya yang sudah mulai menipis. Ada perasaan sakit namun aku harus menyembunyikan rasa itu. aku memapahnya berjalan, berusaha tersenyum bahwa semua akan membaik.

------------------------------------------------------------------------

Aku sadar, kepergian ibu memberikan ku kedewasaan.
Aku menjadi lebih menghargai bagaimana sulitnya menjadi seorang ibu,
bagaimana seorang ibu harus terus belajar dan mencari tahu bagaimana cara mendidik anak-anaknya.
karena ibu, aku menjadi lebih banyak membaca mengenai perkembangan anak.
ya, karena aku masih memiliki adik.
Karena ibu juga, aku lebih memahami bagaimana aku harus membagi waktu dengan ayah,
apa yang harus aku lakukan untuk ayah,
Dan bagaimana menjadi penengah untuk keluarga.

kepergian ibu membuatku menjadi lebih terdorong untuk menggapai semua keinginanku,
Selalu mengingat ucapan-ucapan dan nasehatnya dahulu.
aku ingin meraih apa yang dia impikan dulu.

kepergian ibu juga menjadi salah satu alasan terbesarku memutuskan untuk memakai hijab.
ada perasaan takut besar saat mengingat bagaimana tuhan bisa memanggil umatnya kapan saja.
Memikirkan kapan lagi aku akan melaksanakan salah satu kewajiban ku.

-----------------------------------------------------------------------------------

Selamat ulang tahun ibu,
Kepergian ibu menyisakan rasa sakit, tp meninggalkan banyak kebaikan yg bermanfaat untuk keluarga ibu.
indah sayang dan merindukan ibu, ayah dan adikpun begitu.
rumah terasa berbeda saat indah pulang. Tidak seperti dulu.
indah selalu berusaha mengingat kata kata dari ayah.
kita memang pasti merasakan kesepian dan sakit.
tapi hidup harus terus berjalan.

Ibu harus tau, beberapa keinginan ibu sedang indah upayakan.
beberapa mimpi ibu sudah indah wujudkan..
semoga ibu disana berada di tempat paling baik,
Doakan indah agar bisa menjalani semua kehidupan dengan lancar dan baik.
hingga waktunya nanti kita akan bersama-sama disana.

Your daughter,
Indah


LihatTutupKomentar