Pantai Nunhila senja hari |
Nah dari pada cerita jelek, mending aku nulis tentang dua daerah yang aku datangin baru-baru ini, yaitu pantai Nunhila dan laut di depan Mercusuar Kupang. Bisa buat alternatif kalau lagi males jalan jauh dari kota Kupang.
Pantai Nunhila Kupang
Jangan dibayangin ini daerah yang memiliki garis pantai yang panjang ya. Pantai Nunhila itu kebanyakan dipenuhi karang-karang yang tinggi yang langsung berpapasan dengan laut. Nah di banyak kondisi itu, ada sebuah cekungan yang disamping kiri kanannya dipagari karang-karang terjal.
Pantai Nunhila, tampak di kejauhan deretan perahu layar peserta Sail Komodo |
Foto pantai Nunhila dari mbah Google Earth |
Pantai Nunhila pertama kali datang saat pasang |
Ada sebuah bangunan berbentuk lopo disisi salah satu karang yang sayangnya terpisah. Untuk ke tempat karang satunya harus turun lagi, gak bisa langsung dari bawah pantai.
Pada saat surut baru ketahuan kalau ternyata daerah pasir panjangnya juga tidak terlalu panjang, karena bagian yang menjorong ke laut juga berupa batuan karang yang berwarna lebih cerah dengan dasar sebagian berlumut. Namun lagi-lagi yang jadi gangguan mata adalah keberadaan sampah. Masalah klasik, dan di pantai ini di daerah pasirnya banyak sekali sampah kain dari baju-baju bekas entah dari mana.
Menurut informasi dari mas Eko di daerah ini masih banyak tumbuh terumbu karang yang belum rusak. Sepertinya lain kali aku harus mencoba mengeksplore pantai ini untuk mengetahui seberapa terjaganya terumbu karena di daerah ini.
Catatan di Google Earth, posisi pantai ini 10° 9'54.27"S dan 123°34'14.96"T silahkan digugling kalau mau tahu seperti apa penampakannya, siapa tahu di komputer kalian warna air lautnya lebih bening.
Laut di Mercusuar Kupang
Mercusuar ini terletak di sebelah Timur pantai Teddys, daerah kawasan kota lama yang dipisahkan dengan sungai. Sebenarnya kesini gak sengaja. Waktu itu aku dapat kabar kalau perahu-perahu peserta Sail Komodo mau flag off hari Minggu pagi itu. Karenanya abis Subuh aku ke pantai Teddys dan janjian sama temen ketemu disana. Sayang waktu kesana ternyata temen belum datang sehingga aku jalan dan moto sendiri.
Para pemancing di Mercusuar (tampak perahu peserta Sail Komodo) |
Suasana pagi di Mercusuar Kupang |
Daerah Mercusuar Kupang ini nyaris tidak memiliki pantai karena di balik bukit karang ini langsung terhampar air laut. Berbeda dengan pantai Teddys yang terkesan kurang bersih, air laut di sini tampak masih bersih (tentu saja, karena tidak ada yang turun mengotorinya).
Dari sini ternyata lebih nyaman untuk menikmati deretan perahu-perahu peserta Sail Komodo yang berjajar di sepanjang pantai. Cukup jauh dari Teddys yang menjadi tempat pendaratan karena pantai Teddys terlalu dangkal sementara perahu-perahu layar itu membutuhkan kedalaman tertentu untuk bisa merapat.
Beberapa pemancing juga sudah ada di pinggir-pinggir karang. Ada dua orang pemancing yang baru datang tapi sudah mendapatkan banyak ikan padahal peralatannya sederhana. Rupanya mereka menggunakan umpan hidup, yaitu ikan-ikan kecil yang masih hidup. Semua pemancing tumpuk di sini semua padahal di sebelah ada karang yang lebih landai yang tentu lebih enak buat mancing. Tapi siapa yang berani kesana, karena itu di belakang markas tentara (istilah orang Kupang menyebutnya 'Benteng'). Tak berapa lama rombongan pak Kris, sesepuh Fotografer Indonesia Regional NTT datang juga. Jadi sekarang ramai suasananya, tapi sayang justru momen yang ditunggu-tunggu berkembangnya layar para peserta Sail Komodo tak juga-juga terbentang. Padahal dari tadi sudah terdengar akhir acara seremoni juga pelepasan balon tanda pelepasan. Padahal dari informasi, acara seharusnya jam 6 pagi tapi ternyata peserta baru mulai merapat di atas jam tujuh (baru tahu bule ternyata hobi molor juga) dan idem, ternyata dari kementerian yang membuka acara Flag Off juga baru muncul belakangan. Ah budaya telat masih juga ada ya :D
Sambil menunggu, beberapa kami termasuk aku mencoba memotret obyek di sekitar Mercusuar termasuk juga para pemancing. Tapi tunggu punya tunggu ternyata tak juga ada perahu yang layarnya terkembang membuat kami akhirnya kecapaian sendiri dan memutuskan kembali. Mungkin sebagian mereka akan kembali lagi sore ini tapi tidak dengan aku. Rencananya sore nanti ada acara di Pantai Ketapang Satu bareng teman-teman Tapaleuk Ukur Kaki untuk acara bersih-bersih pantai. Tapi sayangnya acara itupun aku tak bisa datang karena mungkin kepanasan di Mercusuar sedangkan aku sedang puasa, sorenya kepalaku terasa sakit sehingga aku memilih tiduran menunggu waktu berbuka.